BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negeri yang kaya raya akan kebudayaan. Salah satunya adalah
kaya akan ragam bahasa berdasarkan daerah atau provinsi yang ada, bahkan
mempunyai ciri khas serta daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah bahasa
Palembang - sumatera selatan”. Dari sekian banyak ragam bahasa yang ada di
Indonesia setidaknya kita harus tahu dan paham akan bahasa yang ada di daerah
asal, Pepatah mengatakan “Tak kenal maka tak sayang, Tak sayang maka tak
cinta untuk menumbuhkan rasa sayang dan cinta kepada Kota Palembang, terlebih
dahulu kita harus mengenal sejarah dan budaya Palembang, termasuk pula dalam
hal bahasa,dalam makalah ini akan menjelaskan tentang asal usul palembang dan
bahasanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bahasa palembang?
2. Seperti apa perubahan bahasa
palembang dalam bahasa indonesia?
1.3.
Tujuan
2. Mengetahui
Perubahan Vocal Bahasa Palembang
3. Mengetahui
arti bahasa palembang dalam bahasa indonesia
4. Agar
penyuusun dan pembaca bisa mengembangkan ilmu dan wawasan tenteng bahasa
palembang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bahasa Palembang
Bahasa Palembang adalah bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Palembang
dengan jumlah penutur asli diperkirakan 500.000 orang. Hampir sebagian besar masyarakat
yang tinggal di daerah sumatera selatan menggunakan bahasa setempat baik
pendatang maupun masyarakat asli.
Bahasa Palembang mempunyai dua
tingkatan, yaitu baso Pelembang
alus atau bebaso dan baso Pelembang sehari-hari. Baso Pelembang alus dipergunakan
dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang
yang dihormati, terutama dalam upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena
raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit,Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah
sebabnya perbendaharaan kata Baso
Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam
bahasa Jawa.
Sementara itu, baso sehari-hari dipergunakan
oleh wong Palembang dan
berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang
biasanya mencampurkan bahasa ini dan bahasa Indonesia (pemilihan
kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang
menjadi suatu seni tersendiri.
Bahasa Palembang memiliki kemiripan
dengan bahasa daerah di provinsi sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan
provinsi di Jawa (dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a'
pada kosakata bahasa
Indonesia biasanya diubah menjadi 'o'.
.
2.2.
Asal usul
berkembangnya bahasa Palembang
Baso Palembang Alus hampir menyerupai bahasa Jawa, oleh sebab itu banyak orang berasumsi bahwa bahasa Palembang berasal dari Jawa. Namun pada dasarnya tidaklah demikian, bahkan sebaliknya, Identitas Palembang sebagai korabolasi dua kebudayaan Melayu-Jawa terlepas dari sejarah Palembang itu sendiri.
Bahasa Palembang terdiri dari dua macam, pertama merupakan bahasa
sehari-hari yang digunakan hampir oleh setiap orang di kota ini atau disebut
juga bahasa pasaran. Kedua, bahasa halus yang digunakan koleh kalangan
terbatas, (Bahasa resmiKesultanan).
Biasanya dituturkan oleh dan untuk orang-orang yang dihormati atau yang usianya lebih tua. Seperti dipakai oleh anak kepada orang tua, menantu kepada mertua, murid kepada guru, atau antar penutur yang seumur dengan maksud untuk saling menghormati, karena Bebaso artinya berbahasa sopan dan halus.
Biasanya dituturkan oleh dan untuk orang-orang yang dihormati atau yang usianya lebih tua. Seperti dipakai oleh anak kepada orang tua, menantu kepada mertua, murid kepada guru, atau antar penutur yang seumur dengan maksud untuk saling menghormati, karena Bebaso artinya berbahasa sopan dan halus.
Bahasa daerah Palembang boleh dikatakan bahasa yang mudah, dibandingkan
dengan bahasa-bahasa daerah lainnya. Untuk bahasa sehari-hari (pasaran), hanya
gayanya saja yang agak berbeda dengan bahasa Indonesia, dan beberapa kata atau
istilah saja berlainan, kebanyakan huruf A di ujung diganti dengan huruf O.
Seperti Apa menjadi Apo, nama menjadi namo dan seterusnya, Karena itu
orang-orang pendatang di Kota Palembang ini mudah sekali mempelajari dan
memakai bahasa sehari-hari sebagai bahasa penghubung/komunikasi bagi seluruh
daerah di Sumatera Selatan. Namun walaupun demikian bahasa daerah sehari-hari
itu ada gaya nya yang khas yang terkadang kentara sekali bagi orang yang baru
memakainya terdapat kejanggalan.
Sedangkan bebaso adalah agak lebih sulit dan berbeda sekali istilahnya
dengan bahasa sehari-hari(KromoInggil). Sekarang ini sudah tidak banyak lagi
wong Palembang yang pandai bebaso, karena itu sudah jarang terdengar. Anak-anak
muda boleh dikatakan banyak yang tidak bisa menggunakan bebaso, begitu juga
orang-orang dewasa. Sehingga seolah-olah sekarang ini bebaso itu hampir hilang.
Oleh sebab itu bebaso ini harus dibiasakan dalam pergaulan sehari-hari
kepada siapapun sebab didalamnya terdapat norma, adab dan sopan santun,
sehingga bila dibiasakan akan mendatangkan kebaikan dan besar kemungkinan
terhindar dari salah paham, tersinggung, cekcok, dan sebagainya. Bebaso juga
enak didengart dan dipandang mata, karena penyampaiannya secara sopan dan
halus, nada suaranya tidak tinggi, lambat, serta dengan sikap merendah.
2.3.
Contoh Bahasa
Palembang
Dalam bahasa Palembang, awalan me-
seringkali tidak diucapkan. Misalnya:
§ Jingok (lihat)
bila diberi awalan me- akan menjadi "nyingok" bukan menjingok.
§ Goco (pukul)
bila diberi awalan me- akan menjadi "ngoco" bukan menggoco.
A
§ aman / amon = kalau
Contoh: Aman kau ke sano gek, jangan lupo bawa
pempek.
Arti: Kalau kamu ke sana nanti, jangan lupa bawa
pempek.
§ asak = asalkan
Contoh: Asak kau dapet cepek, ku enjok mobil
la.
Arti: Kalau kamu mendapatnya dengan cepat, saya kasih
mobil deh.
§ awak = padahal
Contoh: Awak kau yang salah, nak nyalahke
wong.
Arti: Padahal kamu yang salah, mau menyalahkan orang.
B
§ bae = saja
Contoh: Kau bae la yang bayar.
Arti: Kamu sajalah yang bayar.
§ balak = masalah
Contoh: Dak usah nyari balak la, kagek celako
kau.
Arti: Tidak usah cari masalah deh, nanti kamu celaka.
§ balek = pulang
Contoh: Aku abes ni nak balek ke rumah.
Arti: Saya setelah ini mau pulang ke rumah.
§ balen = ulang
Contoh: Balen oi, mano ado maen cak tu.
Arti: Ulang dong, mana ada main begitu.
§ banyu = air
Contoh: Nak minum apo? Jawab: Banyu putih be.
Arti: Tanya: Mau minum apa? Jawab: Air putih saja.
C
§ cak mano = bagaimana
Contoh: Cak mano ni? pacak dak lulus kito ni
Arti: Bagaimana ini? Bisa tidak lulus kita.
§ cak itula = ya begitulah
Contoh: Cak itula, basa nian kito
Arti: Begitulah, benar-benar dalam kesulitan kita.
§ calak = pintar, cerdik <kadang terkesan curang>
Contoh: Oi calak nian kau e, wong ngaki kau
bawak kereta.
Arti: Cerdik juga kamu ya, orang lain jalan kaki kamu
bawa sepeda.
§ cemeke'an = pelit
Contoh: Cemeke'an nian, goceng be dak ngasi.
Arti: Pelit sekali, mamberi lima ribu saja tidak mau.
D
§ Dak papo = tidak apa-apa
Contoh: Dak papo la! Cuman denget bae.
Arti: Tidak apa-apalah, cuma sebentar saja.
§ dak terti = tidak mengerti
Contoh: Dak terti aku pelajaran ni.
Arti: Saya tidak mengerti pelajaran ini.
§ dewe'an = sendirian
Contoh: Pegi samo siapo kau? Dewe'an be?
Arti: Pergi sama siapa kamu kesana? Sendirian saja?
G
§ Galak = mau, sering, suka
Contoh: Galak makan dak? (galak =
suka)
Contoh: Aku galak dengan kawu. (galak =
mau/suka)
Contoh: Tu la, galak takok'an, keno batunyo
kawu sekarang. (galak = sering)
§ galar = lantai
Contoh: Kaparke baye mangkok tuh di pucuk
galar.
Arti: Letakkan saja mangkuk itu di atas lantai.
§ galo = semua
Contoh: Wong kito galo.
I
§ idak = tidak
Contoh: Idak galak makan dio dari kemaren.
Arti: Tidak Mau makan Dia dari Kemarin.
§ igo = terlalu
Contoh: Tula pelit igo! Rasoke kau sekarang
Arti: Itulah Pelit sekali ! Rasakan kamu
Sekarang
J
§ jabo = luar
Contoh: Tolong buangke sampah ni ke jabo, yo.
§ jingok = lihat
Contoh: Jingok- ingok kalo kakak aku dateng,
yo
§ jiron = tetangga
Contoh: Kenal dak kau samo jiron kawu?
§ julak = dorong
Contoh: Kau dijulak siapo dek? Ngapo pacak
nyampak cak ini?
K
§ kacek = selisih
Contoh: Kacek dikit jugo, dak apo la.
§ kagek = nanti
Contoh: Nak pegi, lum? Kagek, yo.
.
§ kito = kita
Contoh: Wong kito galo.
L
§ la = sudah
Contoh: La selesai lum? Lamo nian.
§ laju = ayo, akibatnya/jadinya
Contoh: Galak laju, dak galak sudah. (laju =
ayo)
Contoh: Lantak bebala, laju keno marah budak
tu (laju = akibatnya/jadinya)
§ lajuke = urusi
Contoh: Aman kau galak, lajuke la.
§ lantak = gara-gara
Contoh: Lantak kau la, jadi rusak komputer aku
ni.
M
§ madak'i = Masa, sih?
Contoh: Mada'i kito kalah? Perasaan la lemak
tekwan kito ni.
§ mak ini ari = hari gini
Contoh: Mak ini ari, mase ado bae wong yang
galak maleng ayam.
§ Mang Cek = paman
Contoh: Di rumah mang cek aku ado kebon
rambutan.
§ melok = ikut
Contoh: Aku nak ke tempek tino tu, melok dak?
§ mekot, milu = ikut
Contoh: Mekot oi ke sano, la bosen aku di
siko.
N
§ nak = mau
Contoh: Diemla! Nak keno marah guru kawu?
§ ngambok = pamer
Contoh: Dak usahlah nak ngambok kau tu! Jingok
dulu na gambar aku.
§ ngatoke = mengatakan
Contoh: Walikota ngatoke kalu dio bakal gusur
galo pedagang kaki lim.
O
§ "Obak" = Penjara/Sel
Contoh: Wong galak maling bakal masuk obak.
Arti: Orang yang suka mencuri akan masuk penjara.
§ oplet = angkot
Contoh: Kalu oplet warno merah stop di mano,
yo?
P
§ Pacak = bisa
Contoh: Pacak gilo jugo aku kalo cak ini terus
§ Palak = kepala
Contoh: Pening palak aku jingok kelakuan dio
Contoh: Lamo-lamo pening palak aku liat kau ni
Arti: lama-lama, pusing kepalaku melihat kamu
ini
Contoh: Ke PIM dak? payo!
R
§ Rai = muka, tampang
Contoh: Rai kau make apo? maken cantik bae kw
bik
S
§ Sanjo = bertamu
Contoh: Kagek sincia sanjo ke tempat aku ye,
banyak makanan la
§ Sangkek = keranjang, bungkusan berisi
makanan yang dibagikan waktu ultah anak kecil
Contoh: La dapet sangkek lum kau?
§ Saro = sulit
Contoh: Kalo cak ini saro! jadinyo cak mano?
cari dulu turunannyo
§ Sapo = siapa
Contoh: Sapo bae yang ranking, dapet voucher
les gratis disano
T
§ Tako'an = sombong
Contoh: Wong tako'an cak dio emang harus
dibasmi
Contoh: Orang sombong kayak dia emang harus
dibasmi
§ Tebudi = tertipu
Contoh: Dak tau aku ini palsu, tebudi aku oleh
dio
§ Tedok = tidur
Contoh: Tedok tu jangan malem malem
U
§ Uji = kata
Contoh: Uji dio kalo pacak gawe ke soal ni,
nak dienjok cepek ceng kito
W
§ Wong = orang
Contoh: Wong kito galo, wong Palembang
Y
§ Yasi = sah
Contoh: Dak yasi pemilu tu, banyak maen calak
dio
2.4.
Perubahan Vocal
Beberapa kata dalam bahasa Palembang yang sama dengan Bahasa Indonesia,
hanya berubah vokal akhirnya:
§ Ado = ada
§ Apo = apa
§ Biaso = biasa
§ Biso = bisa
§ Dio = dia
§ Dimano = di mana
§ Disano = di sana
§ Iyo = iya
§ Jawo = Jawa
§ Jugo = juga
§ Kemano = ke mana
§ Kato = kata
§ Ketawo = tertawa
§ Kito = kita
§ Mano = mana
§ Ngapo = mengapa
§ Pulo = pula
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa daerah Palembang boleh dikatakan bahasa yang mudah, dibandingkan
dengan bahasa-bahasa daerah lainnya. Untuk bahasa sehari-hari (pasaran), hanya
gayanya saja yang agak berbeda dengan bahasa Indonesia, dan beberapa kata atau
istilah saja berlainan, kebanyakan huruf A di ujung diganti dengan huruf O.
Seperti Apa menjadi Apo, nama menjadi namo dan seterusnya, Karena itu
orang-orang pendatang di Kota Palembang ini mudah sekali mempelajari dan
memakai bahasa sehari-hari sebagai bahasa penghubung/komunikasi bagi seluruh
daerah di Sumatera Selatan. Namun walaupun demikian bahasa daerah sehari-hari
itu ada gaya nya yang khas yang terkadang kentara sekali bagi orang yang baru
memakainya terdapat kejanggalan.
Daftar Pustaka
§ P.D. Dunggio, dkk. Struktur Bahasa Melayu Palembang
§ Guyton and Hall. 2000. Sastra bahasa
indonesiai:jakata pusat.
§
www.google.com, diakses pada tanggal 29
oktober 2012.
§ http://www.nda.ox.ac.uk,
diakses pada tanggal 30 Oktober 2012